Kamis, 06 Juli 2017

BUDAYA BETAWI

    Pada postingan kali ini saya akan memberikan sedikit informasi dari Budaya Betawi yang sedikitnya saya ketahui, Karena saya terlahir di tanah Padjajaran alias orang Sunda semoga dengan postingan ini Adat lain selain tanah Sunda bisa lebih mengetahui sedikitnya tentang budaya lain yang ada di Indonesia tercinta ini, langsung aja ke daftar isi ya semi makalah semoga bisa memahami dan menjadikan ilmu yang bermanfaat :) 


DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………..………..………

Daftar Isi.................................................................................................................         

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………….……………………………………………………………………….....
1.2 Rumusan Masalah…………………….……………………………………..……………………………….
1.3 Tujuan…………………….…………………………….………….................................……………

BAB II PEMBAHASAN
1SukuBetawi…………..…………….…….........................................................….
2 Bahasa Betawi…………………...……………………………………………………………..…..
3 Pakaian Adat Betawi……………………….………………………………………………….…..
4 Tari Tradisional Adat Betawi………………………………………………………………..…..
5 Kesenian Musik khas Betawi…………………………………………..…………………….....
6 Makanan khas Betawi……………………….……………………………………..……………..
7 Minuman khas Betawi……………………………………………………………………………..
8 Tata Cara Perkawinan Adat Betawi……………………...…………………………………..

BAB III PENUTUP
Kesimpulan……………….……………………………………….………..…………………….…….…………
Saran………………………………………………………………………………………………………………….

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………..…………

  
BAB I
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan dan seni.Bahasa sebagaimana budaya tak terpisahkan dari diri setiap manusia sehingga banyak orang menganggapnya diwariskan secara genetis. Jadi, ketika orang yang berbeda budaya mencoba untuk berkomunikasi lalu mereka menyesuaikan perbedaan – perbedaannya hal itu membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai – nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah. Di Indonesia kata “adat” baru digunakan pada sekitar akhir abad ke-19. Sebelumnya kata ini hanya dikenal pada masyarakat melayu sekitar abad ke-16.

1.2      Rumusan Masalah

1.    Bagaimana Budaya Betawi itu?
2.    Apa itu Suku Betawi?
3.    Seperti apa gaya Bahasa Betawi itu?
4.    Seperti apa Pakaian Adat Betawi itu?
5.    Apa saja Tari Tradisional adat Betawi?
6.    Apa saja Kesenian MusikKhas Betawi?
7.    Apa saja Makanan Khas Betawi?
8.    Apa saja Minuman Khas Betawi?
9.    Bagaimana Tata Cara Perkawinan adat Betawi?

1.3      Tujuan

1.    Untuk mengetahui apa itu Budaya Betawi?
2.    Untuk mengetahui apa itu Suku Betawi?
3.    Untuk mengetahui seperti apa gaya Bahasa Betawi itu?
4.    Untuk mengetahui seperti apa Pakaian Adat Betawi itu?
5.    Untuk mengetahui apa saja Tari Tradisional adat Betawi?
6.    Untuk mengetahui apa saja Kesenian Musik Khas Betawi?
7.    Untuk mengetahui apa saja Makanan Khas Betawi?
8.    Untuk mengetahui apa saja Minuman Khas Betawi?
9.    Untuk mengetahui bagaimana Tata Cara Perkawinan adat Betawi?


BAB II
PEMBAHASAN

Budaya Betawi
1.   Suku Betawi

Suku Betawi adalah sebuah suku bangsa di Indonesia yang penduduknya umumnya bertempat tinggal di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa pada masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Melayu, Jawa, Arab, Bali,Bugis, Makassar, Ambon, dan Tionghoa.

Namun menurut sebagian Peneliti yang sepaham dengan Lance Castles yang pernah meneliti tentang Penduduk Jakarta di mana Jurnal Penelitiannya diterbitkan tahun 1967 oleh Cornell University dikatakan bahwa secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Melayu, Jawa, Bali, Bugis,Makassar,dan Ambon, serta suku-suku pendatang, seperti Arab, India, Tionghoa, dan Eropa.

Kata Betawi digunakan untuk menyatakan suku asli yang menghuni Jakarta dan bahasa Melayu Kreol yang digunakannya, dan juga kebudayaan Melayunya. Nama Betawi berasal dari jenis tanaman pepohonan kemungkinan benar. Menurut Sejarahwan Ridwan Saidi Pasalnya, beberapa nama jenis flora selama ini memang digunakan pada pemberian nama tempat atau daerah yang ada di Jakarta, seperti Gambir, Krekot, Bintaro, Grogol dan banyak lagi. "Seperti Kecamatan Makasar, nama ini tak ada hubungannya dengan orang Makassar, melainkan diambil dari jenis rerumputan". Sehinga Kata "Betawi" bukanlah berasal dari kata "Batavia" (nama lama kota Jakarta pada masa Hindia Belanda), dikarenakan nama Batavia lebih merujuk kepada wilayah asal nenek moyang orang Belanda. Batavia merupakan nama Latin untuk tanah Batavia pada zaman Romawi. Perkiraan kasarnya berada sekitar kota Nijmegen, Belanda, dalam Kekaisaran Romawi. Sisa lahan ini kini dikenal sebagai Betuwe.

Pertunjukan Budaya Betawi
·         Ondel – Ondel


‘Ondel-Ondel’ merupakan ikon kota Jakarta. Ondel-ondel adalah bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Ondel-ondel memiliki bentuk seperti boneka yang besar dengan tinggi sekitar 2,5 meter dan diameter ± 80 cm, yang dibuat dari anyaman bambu dan disiapkan sedemikian rupa sehingga mudah dipikul dari bagian dalamnya. Untuk bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan rambut di kepala yang terbuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki biasanya dicat dengan warna merah dan menggunakan kostum berwarna gelap, sedangkan yang perempuan dicat dengan warna putih dan menggunakan kostum berwarna terang.

Awal mulanya pertunjukan ondel-ondel ini berfungsi sebagai penolak bala dari gangguan roh halus yang mengganggu. Namun semakin lama tradisi tersebut berubah menjadi hal yang sangat bagus untuk dipertontonkan, dan kebanyakan acara tersebut kini di adakan pada acara penyambutan tamu terhormat, dan untuk menyemarakkan pesta-pesta rakyat serta peresmian gedung yang baru selesai dibangun.

Disamping untuk memeriahkan arak-arakan pada masa yang lalu biasa pula mengadakan pertunjukan keliling, “Ngamen”. Terutama pada perayaan-perayaan Tahun Baru, baik masehi maupun Imlek. Sasaran pada perayaan Tahun Baru Masehi daerah Menteng, yang banyak dihuni orang-orang Kristen.Pendukung utama kesenian ondel-ondel petani yang termasuk “abangan”, khususnya yang terdapat di daerah pinggiran kota Jakarta dan sekitarnya.

Musik yang mengiringi ondel-ondel tidak tertentu, tergantug dari asing-masing rombongan. Ada yang diiringi tanjidor, Bende, “Kemes”, Ningnong dan Rebana ketimpring.

·         Lenong


Lenong sebagai tontonan, sudah dikenal sejak 1920-an. Lenong adalah alunan Gambang Kromong yang ditambah unsur bodoran alias lawakan tanpa plot cerita.Kemudian berkembang menjadi lakon-lakon berisi banyolan pendek, yang dirangkai dalam cerita tak berhubungan. Lantas menjadi pertunjukan semalam suntuk, dengan lakon panjang utuh, yang dipertunjukkan lewat ngamen keliling kampung.

Selepas zaman penjajahan Belanda, lenong naik pangkat, karena mulai dipertunjukkan di panggung hajatan. Di awal kemerdekaan, teater rakyat ini murni menjadi tontonan panggung. Saat itu, dekornya masih sangat sederhana, berupa layar sekitar 3×5 meter bergambar gunung, sawah, hutan belantara dengan pepohonan besar, rumah-rumah kampung, laut dan perahu nelayan serta balairung istana dengan tiang-tiangnya yang besar. Alat penerangannya pun tradisional, berupa colen, obor tiga sumbu yang keluar dari ceret kaleng berisi minyak tanah. Sebelum akhirnya meningkat jadi petromaks.

2.   Bahasa Betawi

Bahasa Betawi adalah anak dari bahasa melayu yang ditambah dengan unsur-unsur bahasa SundaBali, Cina Selatan (terutama bahasa Hokkian), Arab, serta bahasa dari Eropa, terutama Belanda dan Portugis. Karena berkembang secara alami, tidak ada struktur baku yang jelas dari bahasa ini yang membedakannya dengan bahasa Melayu, meskipun ada beberapa unsur linguistik penciri yang dapat dipakai, misalnya dari peluruhan awalan me-, penggunaan akhiran –in (pengaruh bahasa Bali), serta peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/ atau /É›/ pada beberapa dialek lokal. Seperti contohnya: gimane (bagaimana), siape/sape (siapa), engkong (kakek), Nyai (nenek), bupet (laci), ponten (nilai).

A
Abang : Kakak laki-laki

Abang - abang : Panggilan untuk tukang jualan
Alangin : Menghalangi
Alap-alap : Pencuri
Angurin : Didiamkan, membiarkan
Anoan : Menyebutkan sesuatu tanpa menyebutkan namanya
Aturanye : Mestinya
Aye : Saya

B
Baba/babe : Bapak

Bacot : Mulut
Bangkot : Tua
Bangkotan : Berpengalaman
Bejeg : Meremukkan dengan tangan
Bejibun : Banyak, bertumpuk
Belepotan : Berantakan, kotor, biasanya untuk tubuh atau wajah
Bolot : Tuli

C
Caplok : Telan

Ceban : Sepuluh ribu
Celamitan : Meminta-minta makanan yang sedang orang makan, ketagihan
Cemen : Manusia tak berkualitas
Cetek : Dangkal
Congor : Mulut

D
Danta : jelas, terang duduk permasalahannya

Dedemit : makhluk halus
Dedengkot : tokoh, biang
Demek : Kebasahan, lembab, (berhubungan dengan pakaian yang agak basah, belum kering)
Demen : suka
Deprok : Duduk dibawah
Dewek : sendiri
Dower : bibir lebar
Doyan : gemar

E
Emang : memang

Embat : ambil, menghantam
Empet : sebel, benci
Engap : susah bernapas
Entar : sebentar

F
Fulus : uang

Fulitik : ungkapan sinis untuk politik

G
Gado : makan mentah

Gamblok : Gendong dari belakang
Ganjen : Genit
Gegendingan : bermain music sendiri, misalnya menabuh meja
Gelendotan : Bersandar di badan orang lain
Gambol : membawa, mengangkut
Gerobogan : Lemari

H
Habek : makan dengn penuh nafsu

Hajatan : pesta
Hawa : suasana
Ho’oh : iya

I
Idih : menyatakan tidak suka

Iler : air liur
Itung-itung : anggap saja

J
Jabanin : hadapi

Jagoan : Pemberani
Jajal : coba
Jidat : dahi
Jorogin : dorong
Jubel : penuh sesak

K
Kaga : tidak

Kebelet : Ingin buang air kecil
Kebluk : Tidur terus, susah di bagunkan
Kobakan : Tanah yang di genangi air
Kobokan : Air mangkok buat cuci tangan

L
Lak-lakan : jakun

Lebok : makan
Lepek : Kebasahan
Letoy : lemas
Lindung : belut
M
Magel : belum matang
Medit : kikir, pelit
Memedi : hantu
Mending : masih bagusan, lebih baik
Meper : membersihkan tangan sembarangan

N
Nampi : membersihkan beras dengan tampah

Nandak : Joget
Nemplok : nempel, melekat
Ngablak : terbuka
Ngaso : Istirahat
Nyarap : makan pagi
Nyiplak : mengunyah makanan dengan berbunyi

O
Ogah : Tidak mau

Ongkang-ongkang kaki : Bemalas-malasan
Onoh : itu
P
Padasan : tempat mengambil wudhu terbuat dari tembikar
Pangpet : tersumbat
Pantek : memaku
Panteng : dibuat tidak bergerak
Pitik : kecil

Q
Qiu-qiu : sejenis permainan dengan kartu domino

R
Rame-ramein : dibikin pesta

Raup : Mengambil sekali banyak
Rebahan : Tidur-tiduran
Rempug : bersatu
Ruing : duduk berkeliling
Romannye : Sepertinya

S
Saban : tiap

Saking : Sedemikian lamanya
Sambit : lempar
Satronin : datangi
Sebor : siram
Sedakep : berpelu tangan
Sejek bujek : dari dulu
Seruput : meminum kopi
Sohor : terkenal
Sradak–sruduk : berjalan tidak lihat kanan-kiri

T
Talang : saluran air

Talenan : papan tatakan untuk memotong daging atau sayuran
Tatakan : alas 
Tengari bolong : Siang panas terik
U
Uplek : sibuk
Uring-uringan : marah-marah tak menentu

W
Warag : kenyang

Warkat : surat
Warakas : sakti
Werit : kritis
Wetan : timur

Y
Yahut : ya bagus


3.   Pakaian Adat Betawi

Dalam adat Betawi dikenal beberapa jenis model pakaian adat yang banyak mendapatkan pengaruh dari kebudayaan atau adat lainnya seperti budaya Arab, China dan Melayu. Berbagai pengaruh tersebut dapat dijumpai pada pakaian pengantin dan pakaian keseharian masyarakat Betawi.
1.    Pakaian Keseharian


Pakaian adat yang digunakan oleh pria Betawi dalam kegiatan sehari-hari yaitu berupa baju koko berwarna polos atau disebut juga sadariah yang dipadukan dengan celana panjang bermotif batik dan sebagai pelengkap ditambahkan pula penggunaan kain pelekat berupa sarung atau selendang yang diselempangkan di pundak, serta peci warna hitam dari bahan beludru.


Sedangkan pakaian adat yang digunakan oleh wanita Betawi yaitu baju kurung dengan warna mencolok yang dipadukan kain sarung batik bercorak geometri dengan warna-warna yang cerah. Sebagai pelengkap ditambahkan pula penggunaan tutup kepala berupa kerudung atau selendang dengan warna senada sesuai sarung yang dikenakan.

2.    Pakaian Pengantin


Pakaian pengantin adat Betawi sangat kental pembauran budaya Tionghoa, Arab dan Barat. Busana yang dikenakan oleh pengantin pria dalam adat Betawi disebut dengan ‘Dandanan Care Haji’. Busana ini terdiri dari jubah berwarna cerah yang terbuat dari bahan beludru dengan bagian dalam berupa kain berwarna putih yang halus. Sebagai pelengkap ditambahkan penggunaan tutup kepala dari sorban yang disebut dengan nama Alpie, selendang bermotif benang emas atau manik-manik yang berwarna cerah, serta alas kaki berupa sepatu pantofel agar tampak lebih serasi.

Sedangkan busana yang dikenakan oleh pengantin wanita dalam adat Betawi disebut ‘Dandanan Care None Pengantin Cine’. Busana ini terdiri dari blus bergaya Cina yang terbuat dari bahan satin berwarna cerah yang dipadukan dengan bawahan berupa rok model putri duyung berwarna gelap (hitam atau merah hati) atau disebut dengan nama Kun. Sebagai pelengkap kepala ditambahkan penggunaan sanggul palsu yang dihiasi dengan kembang goyang motif burung hong, bunga melati yang dibentuk roonje dan sisir, serta pemakaian cadar di bagian wajah. Perhiasan lain yang dipergunakan diantaranya berupa kalung lebar, gelang listring, dan hiasan teratai manik-manik yang dikalungkan di bagian dada, serta alas kaki berupa selop dengan model perahu.

4.   Tari Tradisional Betawi

Betawi memiliki cukup banyak tarian tradisional. Tarian Betawi terbentuk dari proses asimilasi berbagai kebudayaan. Tarian Betawi juga mempunyai ciri khas sendiri, yaitu penggunaan suara musik pengiring yang riang serta gerakan-gerakan tari yang dinamis. Dibawah ini adalah jenis tarian Betawi:
1.    Tari Topeng


Tarian betawi yang cukup lama dikenal masyarakat adalah Tari Topeng Betawi. Dalam Tari Topeng Betawi, Anda dapat melihat tiga unsur seni sekaligus. Yaitu tari, teater dan musik. Musik pengiring Tari Topeng Betawi banyak sekali. Tari Topeng Betawi merupakan paduan aspek tari, musik dan teater. Penggunaan topeng dalam tarian ini didasarkan atas kepercayaan dahulu masyarakat Betawi bahwa topeng mempunyai kekuatan magis yang dapat menolak bala, bahkan menghilangkan rasa duka. Oleh karenanya, Tari Topeng biasanya dipentaskan untuk memeriahkan pesta-pesta penting, misalnya pada acara pernikahan dan khitan. Tari Topeng Betawi lebih bersifat teatrikal dan komunikatif lewat gerakan.

2.    Tari Yapong


Tari Yapong pertama kali diperkenalkan pada tahun 1977 dalam rangka mempersiapkan acara ulang tahun kota Jakarta ke-450. Tari Yapong telah diciptakan oleh Bagong Kussudiarjo. Tari ini merupakan tari yang gembira dengan gerakan yang dinamis dan eksotis. Dalam gerakan tari Yapong diperlihatkan suasana yang gembira sehingga sering dipentaskan dalam acara-a

cara sambutan. Nama tari ini berasal dari bunyi nyanyian lagunya “ya ya ya ya” dan alunan musik yang berbunyi “pong pong pong”. Sehingga lahirlah nama Yapong.


3.    Tari Cokek


Tari Cokek adalah salah satu tarian klasik masyarakat Betawi di Jakarta. Tarian khas Betawi ini ditarikan berpasangan dan sangat kental dengan budaya etnik Cina. Kata cokek sendiri berasal dari bahasa Cina (cukin) yang berarti selendang, yang dipakai para penari wanitanya guna menarik pasangannya. Tarian Cokek ini diiringi oleh musik Gambang Kromong dan ciri khasnya adalah goyangan pinggul yang dinamis.

4.    Tari Lenggang Nyai


Tari Lenggang Nyai juga sering disebut sebagai tari Lenggang Betawi. Tarian ini telah diciptakan oleh Wiwik Widiastuti pada tahun 1998 hingga tarian ini bisa dianggap masih baru. Tarian ini didasarkan pada cerita rakyat setempat, yakni tentang Nyai Dasimah yang telah berhasil keluar dari perkawinan yang merenggut kebebasannya. Seperti Tari Cekok, Tari Lenggang Nyai juga banyak dipengaruhi oleh budaya Cina. Sekelompok gadis belia berjumlah 4 atau sampai 6 orang biasanya yang membawakan tarian ini dan sering dipentaskan pada acara-acara resmi penyambutan tamu penting atau pernikahan.

5.    Tari Japin


Tarian ini merupakan adaptasi dari Tari Zapin yang dipengaruhi oleh budaya Arab dan Melayu. Konon, pengubahan kata zapin menjadi japin dikarenakan kebiasaan masyarakat Betawi menyebut kata Z dengan huruf J. Tari Japin diiringi oleh musik dan lagu Betawi, yang terdiri dari alat musik gambus dan marwas. Keunikan Tari Japin Betawi ini dilihat dari kelincahan para penarinya yang melompat-lompat dan biasanya ditarikan secara berpasangan(laki-laki dan perempuan).

5.   Kesenian Musik Betawi

Masyarakat Betawi sangat mencintai seni musik, hal ini dapat dilhat dari keberagaman musik yang berkembang di daerah ini seperti musik tanjidor, marawis, keroncong dan gambus.

1.    Tanjidor


Tanjidor adalah sebuah kesenian Betawi yang berbentuk orkes. Kesenian ini sudah dimulai sejak abad ke-19. Tanjidor merupakan salah satu musik Betawi yang mendapat pengaruh kuat dari musik Eropa. Tanjidor bisa dikatakan sejenis orkes rakyat Betawi karena selain menggunakan alat-alat berat, alat-alatnyapun dibuat dari barang bekas yang sudah usang. Alat musik yang dimainkan dalam tanjidor kebanyakan adalah alat musik tiup diantaranya adalah clarinet, piston, trombone, terompet dan lain sebagainya. Kesenian Tanjidor juga terdapat di Kalimantan Barat, sementara di Kalimantan Selatan namun sudah punah.

2.    Marawis


Marawis adalah salah satu jenis band tepok dengan perkusi sebagai alat musik utamanya. Nama Marawis diambil dari nama alat yang dipergunakan dalam kesenian ini. Lagu-lagu dalam musik marawis biasanya berirama gambus dan padang pasir. Lagu yang dinyanyikan diiringi oleh jenis pukulan tertentu seperti zapin, sarah dan zahefah. Pukulan Zapin untuk mengiringi lagu-lagu gembira. Pukulan Sarah dipakai untuk mengarak penganten dan Zahefah mengiringi lagu-lagu di Majelis. Pemain musik ini biasanya terdiri dari 10 orang.

3.    Keroncong


Kesenian musik keroncong pada awalnya diperkenalkan oleh bangsa Portugis. Masyarakat Betawi memiliki keroncong Tugu dan keroncong Kemayoran. Musik Keroncong Kemayoran dimainkan untuk memeriahkan pesta. Alat musik Keroncong Kemayoran berupa biola, keroncong, melodi, ukulele, gitar, bass, rebana, seruling dan cello.

4.    Gambus


Gambus merupakan seni musik yang bercorak Islami. Musik Gambus biasa ditampilkan dalam berbagai acara, dari pesta perkawinan hingga acara adat.Peralatan musik Gambus bervariasi, namun yang baku pada umumnya terdiri dari gambus, biola, dumbuk, suling, organ, accordion dan marawis. Selain sebagai musik mandiri, musik Gambus dipergunakan pula untuk mengiringi tarian Japin yang biasa ditarikan oleh pria berpasang-pasangan.

5.    Gambang Kromong


Kesenian Gambang Kromong berkembang pada abad 18, khususnya di sekitaran daerah Tangerang. Bermula dari sekelompok grup musik yang dimainkan oleh beberapa orang pekerja pribumi di perkebunan milik Nie Hu Kong yang berkolaborasi dengan dua orang wanita perantauan Cina yang baru tiba dengan membawa Tehyan dan Kongahyan.

Pada awalnya lagu-lagu yang dimainkan adalah lagu-lagu Cina, pada istilah sekarang lagu-lagu klasik semacam ini disebut Phobin. Lagu Gambang Kromong muatan lokal yang masih kental unsur klasiknya bisa didengarkan lewat lagu Jali-Jali Bunga Siantan, Cente Manis, dan Renggong Buyut. Pada tahun 70an Gambang Kromong sempat terdongkrak keberadaannya lewat sentuhan kreativitas "Panjak" Betawi legendaris "Si Macan Kemayoran", Almarhum H. Benyamin Syueb bin Ji'ung.

6.   Makanan Khas Betawi

Makanan Khas Betawi dipengaruhi oleh budaya Cina, Eropa, dan Arab. Citarasa gurih dan sedap merupakan ciri khas makanan Betawi. Sebenarnya, Betawi memiliki banyak makanan khas yang lezat. Namun, seiring perkembangan pesat kota Metropolitan Jakarta yang sekaligus ibukota negara Indonesia ini, Makanan Khas Betawi sudah banyak yang langka bahkan nyaris punah. Dibawah ini adalah beberapa makanan khas Betawi:
1.    Kerak Telor


Kerak telor adalah makanan khas Betawi yang popular dan sering dijajakan saat adanya Pekan Raya Jakarta. Kerak telor terbuat dari bahan-bahan seperti, tepung beras ketan putih, telur ayam/bebek, ebi sangria dengan bawang goreng, lalu diberi bumbu yang dihaluskan berupa kelapa sangrai, cabe merah, kencur, jahe, merica butiran, garam dan gula pasir. Lalu, diolah sekitar 15 menit tanpa minyak dan kompor. Kerak telor dimasak diatas bara arang (anglo). Harganya berkisar 10 - 15 ribu rupiah.

2.    Nasi Uduk


Nasi uduk makanan yang terbuat dari bahan dasar nasi putih yang diaron dan dikukus dengan santan kelapa yang di parut, serta dibumbui dengan pala, kayu manis, jahe, daun serai dan merica. 1 porsi nasi uduk dihidangkan dengan emping goreng, tahu goreng, telur dadar yang diiris-iris, abon kering, tempe orek, bawang goreng, ayam goreng, timun dan sambal kacang. Biasa dijual pagi hari untuk sarapan.

3.    Nasi Ulam


Nasi ulam adalah hidangan nasi yang dicampur berbagai bumbu dan rempah, khususnya daun pegagan (Centella asiatica) atau kadang diganti daun kemangi, sayuran, dan berbagai bumbu, serta ditemani beberapa macam lauk-pauk. Nasi ulam Betawi terdapat dua jenis, nasi ulam berkuah (basah) dan nasi ulam kering (tidak berkuah). Biasanya dicampur daun kemangi, sambal, taburan kacang tanah tumbuk dan serundeng. Diatasnya biasanya ditambahkan dendeng, telur dadar, perkedel, tahu goreng, tempe, dan krupuk.


4.    Asinan Betawi


Asinan Betawi merupakan makanan khas Betawi yang dibuat dari berbagai sayuran yang diasinkan. Istilah asin mengacu kepada proses pengawetan dengan merendam buah atau sayur dalam larutan campuran air dan garam. Asinan sangat mirip dengan rujak, perbedaannya antara lain bahan rujak disajikan segar, sedangkan bahan asinan disajikan dalam keadaan diasinkan atau diacar.

5.    Soto Betawi


Soto Betawi hadir dalam kuliner masakan Indonesia sekitar tahun 1977-1978. Yang memopulerkan dan yang pertama memakai kata soto Betawi adalah penjual soto bernama Lie Boen Po di THR Lokasari / Prinsen Park, tentunya dengan ciri khas cita rasa sendiri. Soto Betawi yang menjadi salah satu ikon makanan khas Betawi juga menggunakan jeroan. Selain jeroan, seringkali organ-organ lain juga disertakan, seperti mata, terpedo, dan juga hati. 


6.    Soto Tangkar


Soto Tangkar menggunakan daging brisket yaitu bagian daging sapi di bagian dada bawah. Iga diolah, iga tersebut direbus atau dimasak selama kurang lebih dua jam, setelah itu dimasukkan bumbu atau rempah-rempah, seperti kunyit, lada, daun sereh, daun salam dan santan kelapa.


7.    Pecak Tembang


Pecak Tembang adalah makanan khas Betawi yang sudah mulai langka.Dalam bahasa Betawi, “pecak” berarti proses pemasakan dengan cara dibakar sedangkan “tembang” adalah nama jenis ikan asin, yakni tembang. Bahan-bahan yang digunakan adalah cabai rawit, bawang merah, jahe, dan garam. Semua bumbu dibakar, kecuali cabai rawit. Ketika sudah dibakar, haluskan semua bumbu secara bersama, dan beri sedikit air panas jika sudah halus. Terakhir, siapkan ikan tembang yang sudah dibakar lalu tempatkan pada sebuah wadah. Selanjutnya, sirami ikan tembang dengan bumbu pecak yang sudah dihaluskan tadi.

7.   Minuman Khas Betawi

Minuman khas Betawi cukup beragama dan cukup terkenal karena punya citarasa dan keunikan tersendiri. Minuman khas betawi tentu menjadi hidangan khas yang sangat dicintai oleh masyarakatnya dan menjadi pelengkap hidangan makanan khas betawi. Betawi sendiri adalah suatu suku bangsa Indonesia yang menetap di daerah Jakarta.
1.    Bir Pletok


Bir pletok adalah salah satu minuman khas Betawi. Embel-embel bir pada minuman ini bukan berarti mengandung alkohol. Bir pletok justru merupakan minuman kebugaran dari rempah alami seperti jahe merah, kayu angin, kayu manis, serai, kapulaga, dan sebagainya yang memiliki beragam khasiat. Salah satunya, bisa mengatasi masalah sulit tidur alias insomnia. OrangBetawi juga gemar minum bir. Tapi, bir yang satu ini terbuat dari rempah-rempah yang aman untuk dikonsumsi. Pada acara-acara adat Betawi, biasanya bir pletok disajikan bersama dengan camilan-camilan khas Betawi lainnya. Minuman ini memiliki sensasi hangat ketika diminum dan cocok diminum dimalam hari atau pada saat udara dingin.

2.    Es Slendang Mayang


Es Slendang mayang terbuat dari tepung sagu dan tepung beras yang berbentuk kue seperti agar-agar serta disiram dengan kuah santan yang gurih dan segar.Warna merah atau hijau dari adonan kue yang seperti agar-agar dan disajikan dalam potongan kotak-kotak yang berpadu dengan warna putih santan membuat tampilannya mengingatkan kita dengan bentuk selendang maka dari itu minuman khas betawi ini disebut selendang mayang. Warnanya yang beraneka ragam, seperti merah, hijau, dan putih, membuat makanan ini disebut Selendang Mayang yang juga mempunyai banyak warna.

8.   Tata Cara Perkawinan adat Betawi
Adat pernikahan betawi merupakan salah satu adat pernikahan di Indonesia yang masih sering di lakukan . Dalam kesempatan ini kami ingin berbagi article kepada anda mengenai tata cara adat pernikahan betawi yang sering dilakukan di Indonesia.

1.    Ngedelengin
Dalam adat pernikahan betawai, Ngedelengin adalah proses mencari pasangan yang bisa dilakukan siapa saja termasuk si jejaka sendiri.  Setelah mereke bertemu dengan pasangan yang dirasa cocok, proses meminta ke pihak perempuan di lakukan oleh seseorang yang biasa disebut Mak Comblang. Jika terjadi kecocokan dengan pihak perempuan, maka si Gadis akan diberi uang sembe atau angpao. Mak Comblang akan melanjutkan dengan persiapan dan apa saja yang disyaratkan oleh pihak pria atau sering disebut bawaan ngelamar.

2.    Nglamar
Dalam adat pernikahan betawi, ngelamar adalah permintaan orangtua pria kepada orangtua gadis secara resmi.  Keputusan dari pihak wanita akan terjawab pada saat itu juga. Setelah itu, syarat dan prasyarat lamaran akan diutarakan oleh pihak wanita. Yang harus disiapkan dalam proses ngelamar adalah Sirih , Pisang raja, Roti tawar, Hadiah lain. Serta hadirnya orang-orang untuk mejadi saksi dan memperkuat keputusan yang dibuat oleh pihak wanita.

3.    Bawa tande putus
Dalam adat pernikahan betawi, tande putus adalah sebuah tanda yang mengibaratkan anak wanita yang telah dilamar tidak boleh di ganggu oleh pihak manapun meskipun acara akad nihak masih jauh. Tande putus dapat berupa apa saja, yang mengisyaratkan sebuah ikatan resmi.

4.    Akad Nikah
Sebelum acara Akad nikah dalam adat pernikahan betawi, ada pra-akad nikah dimana prosesnya sebagai berikut.

1.    Masa dipiare, yaitu suatu masa dimana calon none atau gadis yang akan menghadapi akad nikah dikontrol kegiatannya oleh tukang piare atau tukang rias.

2.    Acara mandiin , acara ini adalah acara untuk mempelai wanita dimana mempelai wanita akan dilulur dan berpuasa selama seminggu agar pernikahannya dapat berjalan lancar.

3.    Acara tangas atau acara kum adalah acara mandi uap dengan tujuan memberisihkan sisa luluran yang berada di tubuh wanita. Mempelai wanita akan duduk dibawah bangku yang dibawahnya terdapat godokan rempah-rempah. Kurang lebih 30 menit sampai mempelai wanita mengeluarkan keringat beraroma rempah.

4.    Acara Ngerik atau malam pacar

Acara untuk mempelai wanita memerahkan kuku kaki dan kuku tangannya dengan pacar.


Setelah acara pra akad nikah selesai, prosesi akad nikah dapat dilakukan. Kedatangan mempelai pria dan keluarganya disambut dengan aneka petasan untuk memeriahkan suasana. Barang yang dibawa pada akad nikah tersebut antara lain sirih nanas lamaran,  sirih nanas hiasan, mas kawin, miniatur masjid yang berisi uang belanja, sepasang roti buaya, sie atau kotak berornamen Tiongkok untuk tempat sayur dan telor asin, jung atau perahu yang mengindentikan perjalanan bahtera rumah tangga, hadiah lain sebagai pelengkap, kekudang atau makan yang disukai oleh gadis dari kecil sampe dewasa dan kue penganten.
Dalam adat pernikahan betawi, setelah akad nikah selesai, mempelai pria akan membuka cadar yang menutupi muka mempelai wanita untuk memastikan apakah benar, yang ada dibalik cadar tersebut adalah wanita idamannya. Setelah itu baru mempelai wanita dan pria diperbolehkan duduk berdampingan serta di isi dengan acara-acara untuk menghibur kedua mempelai.

5.    Acare Negor



Satu hari setelah acara akad nikah, dalam adat pernikahan betawi, mempelai pria diperbolehkan untuk menginap di mempelai wanita, namun, tidak diperkenankan untuk melakukan hubungan layaknya suami istri. Namun tanggung jawab istri tetap dilakukan seperti menyiapkan makan, minum dan menyiapkan peralatan mandi.  Untuk menghadapi sikap none atau mempelai wanita tersebut, si pria harus memasang strategi dengan cara memberi Uang tegor yang diselipkan di bawah taplak meja.


6.    Pulang Tige Ari



Sebagai tanda kegembiraan dari pihak pria, dalam adat pernikahan betawi, oragtua pria atas kesucian yang telah di pelihara oleh pihak wanita, makan akan diberikan hadiah kepada pihak orangtua wanita. Setelah acara ini selesai makan tuan dan nyonye betawi berhak untuk tinggal serumah atau menetap di tempat yang telah disepakati berdua.



7.    Tradisi “Palang Pintu” dan Resepsi Meriah
Palang pintu merupakan acara upacara adat Betawi yang sangat menghibur. Palang Pintu merupakan kegiatan yang bertujuan saling mengenal antar keluarga dan maksud tujuan kedatangan. Kemudian sebagai syarat diterimanya calon mempelai pria, harus melewati dahulu palang pintu yang dijaga oleh jawara Betawi dari pihak calin mempelai wanita.
Acara ini dilaksanakan sebelum akad nikah dimulai, tepatnya ketika rombongan calon pengantin pria baru sampai di depan kediaman calon pengantin wanita. Rombongan calon pengantin pria akan dihadang oleh keluarga calon pengantin wanita. Para jagoan calon pengantin pria harus melawan jagoan dari pihak calon mempelai wanita.
Para penjaga pintu mempelai wanita kemudian membuka percakapan dengan sejumlah pantun. Selanjutnya, perwakilan mempelai pria membalas pantun tersebut. Dialog pantun dikumandangkan dengan sangat meriah dan mengundang tawa hadirin. Isi pantun biasanya tanya jawab seputar maksud dan tujuan pihak pria.
Setelah itu, seorang wakil pengantin perempuan menantang adu silat salah satu orang dari pihak lelaki. Prosesi tersebut menyimbolkan upaya keras mempelai laki-laki untuk menikah dengan sang pujaan hati. Uniknya, setiap petarungan silat, pihak mempelai wanita pasti dikalahkan oleh jagoan calon pengantin pria.
Selain adu pantun dan adu silat, calon pengantin pria juga ditantang kebolehannya membaca Al Quran. Dan setelah semua ujian telah dilewati dengan memenangkan ujian-ujian tersebut, akhirnya palang pintu dapat dibuka dan dimasuki oleh calon mempelai pria.
Setelah akad nikah dilakukan, resepsi pernikahan berlangsung dengan tradisi meriah. Pernak-pernik wajib khas Betawi yaitu ondel-ondel serta dekorasi warna-warni. Musik akan diiringi oleh suara tanjidor dan marawis (rombongan pemain rebana dan nyayian menggunakan bahasa arab). Selain itu, dimainkan pula keroncong dan gambang kromong khas Betawi.



BAB III

KESIMPULAN

          Kesimpulan yang dapat diambil dari artikel diatas adalah terdapat beraneka ragam tradisi di kebudayaan betawi ini. Setelah mengamati dan mepelajari budaya betawi ini membuat kita menjadi banyak tahu keunikan dan ciri khas yang dimiliki oleh orang-orang betawi. Seperti gaya bicaranya yang khas, pakaian adatnya, tarian – tariannya yang bagus dan unik, makan dan minumannya yang enak hingga tata cara perkawinannya yang unik seperti adanya roti yang dibentuk seperti buaya.


SARAN

Namun, sangat disayangkan kebudayaan betawi ini sudah mulai redup karena banyak nya penduduk Jakarta yang hampir sebagian besar sudah bukan lagi penduduk asli Jakarta. Jika di ajak berbicara bahasa betawi mereka mengerti bahasa betawi tetapi jika ditanya sebagian besar jawaban mereka adalah mereka bukan orang betawi asli dikarenakan pertumbuhan penduduk yang cukup padat di era ini menyebabkan budaya ini sudah jarang terlihat walaupun setiap tahun diperingati oleh acara PRJ (Pekan Raya Jakarta). Alangkah indahnya jika budaya ini bisa dilestarikan lebih lagi agar lebih dikenal oleh masyarakat kota yang notabene sudah penduduk campuran. Karena, adat dan tradisi yang dimiliki kebudayaan betawi sangat beraneka ragam dan unik sehingga sungguh disayangkan jika tidak dilestarikan.

DAFTAR PUSTAKA