Pada postingan kali ini saya akan memberikan sedikit informasi dari Budaya Betawi yang sedikitnya saya ketahui, Karena saya terlahir di tanah Padjajaran alias orang Sunda semoga dengan postingan ini Adat lain selain tanah Sunda bisa lebih mengetahui sedikitnya tentang budaya lain yang ada di Indonesia tercinta ini, langsung aja ke daftar isi ya semi makalah semoga bisa memahami dan menjadikan ilmu yang bermanfaat :)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………..………..………
Daftar Isi.................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………….……………………………………………………………………….....
1.2 Rumusan Masalah…………………….……………………………………..……………………………….
1.3 Tujuan…………………….…………………………….………….................................……………
BAB II PEMBAHASAN
1SukuBetawi…………..…………….…….........................................................….
2 Bahasa Betawi…………………...……………………………………………………………..…..
3 Pakaian Adat Betawi……………………….………………………………………………….…..
4 Tari Tradisional Adat Betawi………………………………………………………………..…..
5 Kesenian Musik khas Betawi…………………………………………..…………………….....
6 Makanan khas Betawi……………………….……………………………………..……………..
7 Minuman khas Betawi……………………………………………………………………………..
8 Tata Cara Perkawinan Adat Betawi……………………...…………………………………..
BAB III PENUTUP
Kesimpulan……………….……………………………………….………..…………………….…….…………
Saran………………………………………………………………………………………………………………….
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………………..…………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan dan seni.Bahasa sebagaimana
budaya tak terpisahkan dari diri setiap manusia sehingga banyak orang
menganggapnya diwariskan secara genetis. Jadi, ketika orang yang berbeda budaya
mencoba untuk berkomunikasi lalu mereka menyesuaikan perbedaan – perbedaannya
hal itu membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Adat adalah gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai
– nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di
suatu daerah. Di Indonesia kata “adat” baru digunakan pada sekitar akhir abad
ke-19. Sebelumnya kata ini hanya dikenal pada masyarakat melayu sekitar abad
ke-16.
1.2
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Budaya Betawi itu?
2. Apa itu Suku Betawi?
3. Seperti apa gaya Bahasa Betawi
itu?
4. Seperti apa Pakaian Adat Betawi itu?
5. Apa saja Tari Tradisional adat Betawi?
6. Apa saja Kesenian MusikKhas Betawi?
7. Apa saja Makanan Khas Betawi?
8. Apa saja Minuman Khas Betawi?
9. Bagaimana Tata Cara Perkawinan adat Betawi?
1.3
Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Budaya
Betawi?
2. Untuk mengetahui apa itu Suku
Betawi?
3. Untuk mengetahui seperti apa
gaya Bahasa Betawi itu?
4. Untuk mengetahui seperti apa Pakaian Adat Betawi itu?
5. Untuk mengetahui apa saja Tari Tradisional adat Betawi?
6. Untuk mengetahui apa saja Kesenian Musik Khas Betawi?
7. Untuk mengetahui apa saja Makanan Khas Betawi?
8. Untuk mengetahui apa saja Minuman Khas Betawi?
9. Untuk mengetahui bagaimana Tata Cara Perkawinan adat
Betawi?
BAB II
PEMBAHASAN
Budaya Betawi
1. Suku
Betawi
Suku Betawi adalah
sebuah suku bangsa di Indonesia yang penduduknya umumnya bertempat
tinggal di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis
dan bangsa pada masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang
Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang
didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan orang atau suku
Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta. Kelompok etnis ini lahir
dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Melayu, Jawa, Arab, Bali,Bugis, Makassar, Ambon, dan Tionghoa.
Namun
menurut sebagian Peneliti yang sepaham dengan Lance Castles yang pernah
meneliti tentang Penduduk Jakarta di mana Jurnal Penelitiannya diterbitkan
tahun 1967 oleh Cornell University dikatakan bahwa secara biologis, mereka yang
mengaku sebagai orang Betawi adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku
dan bangsa yang didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai
kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Melayu, Jawa, Bali, Bugis,Makassar,dan Ambon, serta suku-suku pendatang, seperti Arab, India, Tionghoa, dan Eropa.
Kata Betawi digunakan
untuk menyatakan suku asli yang menghuni Jakarta dan bahasa Melayu Kreol yang
digunakannya, dan juga kebudayaan Melayunya.
Nama Betawi berasal dari jenis tanaman pepohonan kemungkinan benar. Menurut
Sejarahwan Ridwan Saidi Pasalnya, beberapa nama jenis flora selama ini memang
digunakan pada pemberian nama tempat atau daerah yang ada di Jakarta, seperti
Gambir, Krekot, Bintaro, Grogol dan banyak lagi. "Seperti Kecamatan
Makasar, nama ini tak ada hubungannya dengan orang Makassar, melainkan diambil
dari jenis rerumputan". Sehinga Kata "Betawi" bukanlah berasal
dari kata "Batavia"
(nama lama kota Jakarta pada
masa Hindia Belanda),
dikarenakan nama Batavia lebih merujuk kepada wilayah asal nenek moyang orang
Belanda. Batavia merupakan nama Latin untuk tanah Batavia pada zaman Romawi.
Perkiraan kasarnya berada sekitar kota Nijmegen, Belanda, dalam Kekaisaran
Romawi. Sisa lahan ini kini dikenal sebagai Betuwe.
Pertunjukan Budaya Betawi
·
Ondel
– Ondel
‘Ondel-Ondel’ merupakan
ikon kota Jakarta. Ondel-ondel adalah bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang
sering ditampilkan dalam pesta-pesta rakyat. Ondel-ondel memiliki bentuk
seperti boneka yang besar
dengan tinggi sekitar 2,5 meter dan diameter ± 80 cm, yang dibuat dari anyaman bambu dan
disiapkan sedemikian rupa sehingga mudah dipikul dari bagian dalamnya. Untuk bagian
wajah berupa topeng atau
kedok, dengan rambut di kepala yang terbuat dari ijuk.
Wajah ondel-ondel laki-laki biasanya
dicat dengan warna merah dan
menggunakan kostum berwarna gelap, sedangkan yang perempuan dicat dengan warna putih dan
menggunakan kostum berwarna terang.
Awal mulanya
pertunjukan ondel-ondel ini berfungsi sebagai penolak bala dari gangguan roh
halus yang mengganggu. Namun semakin lama tradisi tersebut berubah menjadi hal
yang sangat bagus untuk dipertontonkan, dan kebanyakan acara tersebut kini di
adakan pada acara penyambutan tamu terhormat, dan untuk menyemarakkan
pesta-pesta rakyat serta peresmian gedung yang baru selesai dibangun.
Disamping untuk
memeriahkan arak-arakan pada masa yang lalu biasa pula mengadakan pertunjukan
keliling, “Ngamen”. Terutama pada perayaan-perayaan Tahun Baru, baik masehi
maupun Imlek. Sasaran pada perayaan Tahun Baru Masehi daerah Menteng, yang
banyak dihuni orang-orang Kristen.Pendukung utama kesenian ondel-ondel petani
yang termasuk “abangan”, khususnya yang terdapat di daerah pinggiran kota
Jakarta dan sekitarnya.
Musik yang mengiringi
ondel-ondel tidak tertentu, tergantug dari asing-masing rombongan. Ada yang
diiringi tanjidor, Bende,
“Kemes”, Ningnong dan Rebana ketimpring.
·
Lenong
Lenong
sebagai tontonan, sudah dikenal sejak 1920-an. Lenong adalah alunan Gambang
Kromong yang ditambah unsur bodoran alias lawakan tanpa plot cerita.Kemudian
berkembang menjadi lakon-lakon berisi banyolan pendek, yang dirangkai dalam
cerita tak berhubungan. Lantas menjadi pertunjukan semalam suntuk, dengan lakon
panjang utuh, yang dipertunjukkan lewat ngamen keliling kampung.
Selepas
zaman penjajahan Belanda, lenong naik pangkat, karena mulai dipertunjukkan di
panggung hajatan. Di awal kemerdekaan, teater rakyat ini murni menjadi tontonan
panggung. Saat itu, dekornya
masih sangat sederhana, berupa layar sekitar 3×5 meter bergambar gunung, sawah,
hutan belantara dengan pepohonan besar, rumah-rumah kampung, laut dan perahu
nelayan serta balairung istana dengan tiang-tiangnya yang besar. Alat penerangannya
pun tradisional, berupa colen, obor tiga sumbu yang keluar dari ceret kaleng
berisi minyak tanah. Sebelum akhirnya meningkat jadi petromaks.
2. Bahasa
Betawi
Bahasa
Betawi adalah anak dari bahasa melayu yang ditambah dengan
unsur-unsur bahasa Sunda, Bali,
Cina Selatan (terutama bahasa Hokkian), Arab,
serta bahasa dari Eropa, terutama Belanda dan Portugis.
Karena berkembang secara alami, tidak ada struktur baku yang jelas dari bahasa
ini yang membedakannya dengan bahasa Melayu, meskipun ada beberapa unsur
linguistik penciri yang dapat dipakai, misalnya dari peluruhan awalan me-, penggunaan
akhiran –in (pengaruh bahasa Bali), serta
peralihan bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/ atau /É›/ pada beberapa dialek
lokal. Seperti contohnya: gimane (bagaimana), siape/sape (siapa), engkong
(kakek), Nyai (nenek), bupet (laci), ponten (nilai).
A
Abang : Kakak laki-laki
Abang - abang : Panggilan untuk tukang jualan
Alangin : Menghalangi
Alap-alap : Pencuri
Angurin : Didiamkan, membiarkan
Anoan : Menyebutkan sesuatu tanpa menyebutkan namanya
Aturanye : Mestinya
Aye : Saya
B
Baba/babe : Bapak
Bacot : Mulut
Bangkot : Tua
Bangkotan : Berpengalaman
Bejeg : Meremukkan dengan tangan
Bejibun : Banyak, bertumpuk
Belepotan : Berantakan, kotor, biasanya untuk tubuh atau wajah
Bolot : Tuli
C
Caplok : Telan
Ceban : Sepuluh ribu
Celamitan : Meminta-minta makanan yang sedang orang makan, ketagihan
Cemen : Manusia tak berkualitas
Cetek : Dangkal
Congor : Mulut
D
Danta : jelas, terang duduk permasalahannya
Dedemit : makhluk halus
Dedengkot : tokoh, biang
Demek : Kebasahan, lembab, (berhubungan dengan pakaian yang agak basah, belum
kering)
Demen : suka
Deprok : Duduk dibawah
Dewek : sendiri
Dower : bibir lebar
Doyan : gemar
E
Emang : memang
Embat : ambil, menghantam
Empet : sebel, benci
Engap : susah bernapas
Entar : sebentar
F
Fulus : uang
Fulitik : ungkapan sinis untuk politik
G
Gado : makan mentah
Gamblok : Gendong dari belakang
Ganjen : Genit
Gegendingan : bermain music sendiri, misalnya menabuh meja
Gelendotan : Bersandar di badan orang lain
Gambol : membawa, mengangkut
Gerobogan : Lemari
H
Habek : makan dengn penuh nafsu
Hajatan : pesta
Hawa : suasana
Ho’oh : iya
I
Idih : menyatakan tidak suka
Iler : air liur
Itung-itung : anggap saja
J
Jabanin : hadapi
Jagoan : Pemberani
Jajal : coba
Jidat : dahi
Jorogin : dorong
Jubel : penuh sesak
K
Kaga : tidak
Kebelet : Ingin buang air kecil
Kebluk : Tidur terus, susah di bagunkan
Kobakan : Tanah yang di genangi air
Kobokan : Air mangkok buat cuci tangan
L
Lak-lakan : jakun
Lebok : makan
Lepek : Kebasahan
Letoy : lemas
Lindung : belut
M
Magel : belum matang
Medit : kikir, pelit
Memedi : hantu
Mending : masih bagusan, lebih baik
Meper : membersihkan tangan sembarangan
N
Nampi : membersihkan beras dengan tampah
Nandak : Joget
Nemplok : nempel, melekat
Ngablak : terbuka
Ngaso : Istirahat
Nyarap : makan pagi
Nyiplak : mengunyah makanan dengan berbunyi
O
Ogah : Tidak mau
Ongkang-ongkang kaki : Bemalas-malasan
Onoh : itu
P
Padasan : tempat mengambil wudhu terbuat dari tembikar
Pangpet : tersumbat
Pantek : memaku
Panteng : dibuat tidak bergerak
Pitik : kecil
Q
Qiu-qiu : sejenis permainan dengan kartu domino
R
Rame-ramein : dibikin pesta
Raup : Mengambil sekali banyak
Rebahan : Tidur-tiduran
Rempug : bersatu
Ruing : duduk berkeliling
Romannye : Sepertinya
S
Saban : tiap
Saking : Sedemikian lamanya
Sambit : lempar
Satronin : datangi
Sebor : siram
Sedakep : berpelu tangan
Sejek bujek : dari dulu
Seruput : meminum kopi
Sohor : terkenal
Sradak–sruduk : berjalan tidak lihat kanan-kiri
T
Talang : saluran air
Talenan : papan tatakan untuk memotong daging atau sayuran
Tatakan : alas
Tengari bolong : Siang panas terik
U
Uplek : sibuk
Uring-uringan : marah-marah tak menentu
W
Warag : kenyang
Warkat : surat
Warakas : sakti
Werit : kritis
Wetan : timur
Y
Yahut : ya bagus
3. Pakaian
Adat Betawi
Dalam adat Betawi
dikenal beberapa jenis model pakaian adat yang banyak mendapatkan pengaruh dari
kebudayaan atau adat lainnya seperti budaya Arab, China dan Melayu. Berbagai
pengaruh tersebut dapat dijumpai pada pakaian pengantin dan pakaian keseharian
masyarakat Betawi.
1. Pakaian
Keseharian
Pakaian
adat yang digunakan oleh pria Betawi dalam kegiatan sehari-hari yaitu berupa
baju koko berwarna polos atau disebut juga sadariah yang dipadukan dengan
celana panjang bermotif batik dan sebagai pelengkap ditambahkan pula penggunaan
kain pelekat berupa sarung atau selendang yang diselempangkan di pundak, serta
peci warna hitam dari bahan beludru.
Sedangkan
pakaian adat yang digunakan oleh wanita Betawi yaitu baju kurung dengan warna
mencolok yang dipadukan kain sarung batik bercorak geometri dengan warna-warna
yang cerah. Sebagai pelengkap ditambahkan pula penggunaan tutup kepala berupa
kerudung atau selendang dengan warna senada sesuai sarung yang dikenakan.
2. Pakaian
Pengantin
Pakaian
pengantin adat Betawi sangat kental pembauran budaya Tionghoa, Arab dan Barat.
Busana yang dikenakan oleh pengantin pria dalam adat Betawi disebut dengan
‘Dandanan Care Haji’. Busana ini terdiri dari jubah berwarna cerah yang terbuat
dari bahan beludru dengan bagian dalam berupa kain berwarna putih yang halus.
Sebagai pelengkap ditambahkan penggunaan tutup kepala dari sorban yang disebut
dengan nama Alpie, selendang bermotif benang emas atau manik-manik yang
berwarna cerah, serta alas kaki berupa sepatu pantofel agar tampak lebih
serasi.
Sedangkan
busana yang dikenakan oleh pengantin wanita dalam adat Betawi disebut ‘Dandanan
Care None Pengantin Cine’. Busana ini terdiri dari blus bergaya Cina yang
terbuat dari bahan satin berwarna cerah yang dipadukan dengan bawahan
berupa rok model putri duyung berwarna gelap (hitam atau merah hati) atau
disebut dengan nama Kun. Sebagai pelengkap kepala ditambahkan penggunaan
sanggul palsu yang dihiasi dengan kembang goyang motif burung hong, bunga
melati yang dibentuk roonje dan sisir, serta pemakaian cadar di bagian wajah.
Perhiasan lain yang dipergunakan diantaranya berupa kalung lebar, gelang
listring, dan hiasan teratai manik-manik yang dikalungkan di bagian dada, serta
alas kaki berupa selop dengan model perahu.
4. Tari
Tradisional Betawi
Betawi memiliki cukup
banyak tarian tradisional. Tarian Betawi terbentuk dari proses asimilasi
berbagai kebudayaan. Tarian Betawi juga mempunyai ciri khas sendiri, yaitu
penggunaan suara musik pengiring yang riang serta gerakan-gerakan tari yang
dinamis. Dibawah ini adalah jenis tarian Betawi:
1. Tari
Topeng
Tarian
betawi yang cukup lama dikenal masyarakat adalah Tari Topeng Betawi. Dalam Tari
Topeng Betawi, Anda dapat melihat tiga unsur seni sekaligus. Yaitu tari, teater
dan musik. Musik pengiring Tari Topeng Betawi banyak sekali. Tari Topeng Betawi
merupakan paduan aspek tari, musik dan teater. Penggunaan topeng dalam tarian
ini didasarkan atas kepercayaan dahulu masyarakat Betawi bahwa topeng mempunyai
kekuatan magis yang dapat menolak bala, bahkan menghilangkan rasa duka. Oleh
karenanya, Tari Topeng biasanya dipentaskan untuk memeriahkan pesta-pesta
penting, misalnya pada acara pernikahan dan khitan. Tari Topeng Betawi lebih
bersifat teatrikal dan komunikatif lewat gerakan.
2. Tari
Yapong
Tari
Yapong pertama kali diperkenalkan pada tahun 1977 dalam rangka mempersiapkan
acara ulang tahun kota Jakarta ke-450. Tari Yapong telah diciptakan oleh Bagong
Kussudiarjo. Tari ini merupakan tari yang gembira dengan gerakan yang dinamis
dan eksotis. Dalam gerakan tari Yapong diperlihatkan suasana yang gembira
sehingga sering dipentaskan dalam acara-a
cara sambutan. Nama tari ini berasal dari bunyi nyanyian lagunya “ya ya ya ya”
dan alunan musik yang berbunyi “pong pong pong”. Sehingga lahirlah nama Yapong.
3. Tari
Cokek
Tari
Cokek adalah salah satu tarian klasik masyarakat Betawi di Jakarta.
Tarian khas Betawi ini ditarikan berpasangan dan sangat kental dengan budaya
etnik Cina. Kata cokek sendiri
berasal dari bahasa Cina (cukin) yang
berarti selendang, yang dipakai para penari wanitanya guna menarik pasangannya.
Tarian Cokek ini diiringi oleh musik Gambang Kromong dan ciri khasnya adalah
goyangan pinggul yang dinamis.
4. Tari
Lenggang Nyai
Tari
Lenggang Nyai juga sering disebut sebagai tari Lenggang Betawi. Tarian ini
telah diciptakan oleh Wiwik Widiastuti pada tahun 1998 hingga tarian ini bisa
dianggap masih baru. Tarian ini didasarkan pada cerita rakyat setempat, yakni
tentang Nyai Dasimah yang telah berhasil keluar dari perkawinan yang merenggut
kebebasannya. Seperti Tari Cekok, Tari Lenggang Nyai juga banyak dipengaruhi
oleh budaya Cina. Sekelompok gadis belia berjumlah 4 atau sampai 6
orang biasanya yang membawakan tarian ini dan sering dipentaskan pada
acara-acara resmi penyambutan tamu penting atau pernikahan.
5. Tari
Japin
Tarian
ini merupakan adaptasi dari Tari Zapin yang dipengaruhi oleh budaya Arab dan
Melayu. Konon, pengubahan kata zapin menjadi japin dikarenakan kebiasaan
masyarakat Betawi menyebut kata Z dengan huruf J. Tari Japin diiringi oleh
musik dan lagu Betawi, yang terdiri dari alat musik gambus dan marwas. Keunikan
Tari Japin Betawi ini dilihat dari kelincahan para penarinya yang
melompat-lompat dan biasanya ditarikan secara berpasangan(laki-laki dan
perempuan).
5. Kesenian
Musik Betawi
Masyarakat Betawi
sangat mencintai seni musik, hal ini dapat dilhat dari keberagaman musik yang
berkembang di daerah ini seperti musik tanjidor, marawis, keroncong dan gambus.
1. Tanjidor
Tanjidor
adalah sebuah kesenian Betawi yang berbentuk orkes. Kesenian ini sudah dimulai
sejak abad ke-19. Tanjidor merupakan salah satu musik Betawi yang mendapat
pengaruh kuat dari musik Eropa. Tanjidor bisa dikatakan sejenis orkes rakyat
Betawi karena selain menggunakan alat-alat berat, alat-alatnyapun dibuat dari
barang bekas yang sudah usang. Alat musik yang dimainkan dalam tanjidor kebanyakan
adalah alat musik tiup diantaranya adalah clarinet, piston, trombone, terompet
dan lain sebagainya. Kesenian Tanjidor juga terdapat di Kalimantan Barat,
sementara di Kalimantan Selatan namun sudah punah.
2. Marawis
Marawis
adalah salah satu jenis band tepok dengan perkusi sebagai alat musik utamanya.
Nama Marawis diambil dari nama alat yang dipergunakan dalam kesenian ini.
Lagu-lagu dalam musik marawis biasanya berirama gambus dan padang pasir. Lagu
yang dinyanyikan diiringi oleh jenis pukulan tertentu seperti zapin, sarah dan
zahefah. Pukulan Zapin untuk mengiringi lagu-lagu gembira. Pukulan Sarah
dipakai untuk mengarak penganten dan Zahefah mengiringi lagu-lagu di Majelis.
Pemain musik ini biasanya terdiri dari 10 orang.
3. Keroncong
Kesenian
musik keroncong pada awalnya diperkenalkan oleh bangsa Portugis. Masyarakat
Betawi memiliki keroncong Tugu dan keroncong Kemayoran. Musik Keroncong
Kemayoran dimainkan untuk memeriahkan pesta. Alat musik Keroncong Kemayoran
berupa biola, keroncong, melodi, ukulele, gitar, bass, rebana, seruling dan
cello.
4. Gambus
Gambus
merupakan seni musik yang bercorak Islami. Musik Gambus biasa ditampilkan dalam
berbagai acara, dari pesta perkawinan hingga acara adat.Peralatan musik Gambus
bervariasi, namun yang baku pada umumnya terdiri dari gambus, biola, dumbuk,
suling, organ, accordion dan marawis. Selain sebagai musik mandiri, musik
Gambus dipergunakan pula untuk mengiringi tarian Japin yang biasa ditarikan
oleh pria berpasang-pasangan.
5. Gambang
Kromong
Kesenian
Gambang Kromong berkembang pada abad 18, khususnya di sekitaran daerah
Tangerang. Bermula dari sekelompok grup musik yang dimainkan oleh beberapa
orang pekerja pribumi di perkebunan milik Nie Hu Kong yang berkolaborasi dengan
dua orang wanita perantauan Cina yang baru tiba dengan membawa Tehyan dan
Kongahyan.
Pada
awalnya lagu-lagu yang dimainkan adalah lagu-lagu Cina, pada istilah sekarang
lagu-lagu klasik semacam ini disebut Phobin. Lagu Gambang Kromong muatan lokal
yang masih kental unsur klasiknya bisa didengarkan lewat lagu Jali-Jali Bunga
Siantan, Cente Manis, dan Renggong Buyut. Pada tahun 70an Gambang Kromong
sempat terdongkrak keberadaannya lewat sentuhan kreativitas "Panjak"
Betawi legendaris "Si Macan Kemayoran", Almarhum H. Benyamin Syueb
bin Ji'ung.
6. Makanan
Khas Betawi
Makanan Khas Betawi
dipengaruhi oleh budaya Cina, Eropa, dan Arab. Citarasa gurih dan sedap
merupakan ciri khas makanan Betawi. Sebenarnya, Betawi memiliki banyak makanan
khas yang lezat. Namun, seiring perkembangan pesat kota Metropolitan Jakarta
yang sekaligus ibukota negara Indonesia ini, Makanan Khas Betawi sudah banyak
yang langka bahkan nyaris punah. Dibawah ini adalah beberapa makanan khas
Betawi:
1. Kerak
Telor
Kerak telor adalah makanan khas
Betawi yang popular dan sering
dijajakan saat adanya Pekan Raya Jakarta. Kerak telor terbuat dari bahan-bahan
seperti, tepung beras ketan putih, telur ayam/bebek, ebi sangria dengan bawang
goreng, lalu diberi bumbu yang dihaluskan berupa kelapa sangrai, cabe merah,
kencur, jahe, merica butiran, garam dan gula pasir. Lalu, diolah sekitar 15
menit tanpa minyak dan kompor. Kerak telor dimasak diatas bara arang (anglo).
Harganya berkisar 10 - 15 ribu rupiah.
2. Nasi Uduk
Nasi uduk makanan yang terbuat dari bahan dasar nasi putih
yang diaron dan dikukus dengan santan kelapa yang di parut, serta dibumbui
dengan pala, kayu manis, jahe, daun serai dan merica. 1
porsi nasi uduk dihidangkan dengan emping goreng,
tahu goreng, telur dadar yang diiris-iris, abon kering, tempe orek, bawang
goreng, ayam goreng, timun dan sambal kacang. Biasa dijual pagi hari untuk
sarapan.
3. Nasi Ulam
Nasi ulam adalah hidangan nasi yang dicampur berbagai bumbu
dan rempah, khususnya daun pegagan (Centella asiatica) atau kadang diganti daun
kemangi, sayuran, dan berbagai bumbu, serta ditemani beberapa macam lauk-pauk. Nasi ulam Betawi terdapat dua jenis, nasi ulam berkuah
(basah) dan nasi ulam kering (tidak berkuah). Biasanya dicampur daun kemangi, sambal, taburan kacang
tanah tumbuk dan serundeng. Diatasnya biasanya ditambahkan dendeng, telur
dadar, perkedel, tahu goreng, tempe, dan krupuk.
4. Asinan Betawi
Asinan Betawi merupakan makanan khas Betawi yang dibuat dari
berbagai sayuran yang diasinkan. Istilah asin mengacu
kepada proses pengawetan dengan merendam buah atau sayur dalam larutan campuran
air dan garam. Asinan sangat mirip dengan rujak, perbedaannya antara lain bahan
rujak disajikan segar, sedangkan bahan asinan disajikan dalam keadaan diasinkan
atau diacar.
5. Soto Betawi
Soto Betawi hadir dalam kuliner masakan Indonesia sekitar
tahun 1977-1978. Yang memopulerkan dan yang pertama memakai kata soto Betawi
adalah penjual soto bernama Lie Boen Po di THR Lokasari / Prinsen Park,
tentunya dengan ciri khas cita rasa sendiri. Soto Betawi yang menjadi salah satu ikon makanan khas Betawi juga menggunakan jeroan. Selain
jeroan, seringkali organ-organ lain juga disertakan, seperti mata, terpedo, dan
juga hati.
6. Soto Tangkar
Soto Tangkar menggunakan daging brisket yaitu bagian daging
sapi di bagian dada bawah. Iga diolah, iga tersebut direbus atau dimasak selama
kurang lebih dua jam, setelah itu dimasukkan bumbu atau rempah-rempah, seperti
kunyit, lada, daun sereh, daun salam dan santan
kelapa.
7. Pecak Tembang
Pecak Tembang adalah makanan khas Betawi yang
sudah mulai langka.Dalam bahasa Betawi, “pecak” berarti proses pemasakan dengan
cara dibakar sedangkan “tembang” adalah nama jenis ikan asin, yakni tembang.
Bahan-bahan yang digunakan adalah cabai rawit, bawang merah, jahe, dan garam.
Semua bumbu dibakar, kecuali cabai rawit. Ketika sudah dibakar, haluskan semua
bumbu secara bersama, dan beri sedikit air panas jika sudah halus. Terakhir,
siapkan ikan tembang yang sudah dibakar lalu tempatkan pada sebuah wadah.
Selanjutnya, sirami ikan tembang dengan bumbu pecak yang sudah dihaluskan tadi.
7.
Minuman Khas Betawi
Minuman khas Betawi
cukup beragama dan cukup terkenal karena punya citarasa dan keunikan
tersendiri. Minuman khas betawi tentu menjadi hidangan khas yang sangat
dicintai oleh masyarakatnya dan menjadi pelengkap hidangan makanan khas betawi.
Betawi sendiri adalah suatu suku bangsa Indonesia yang menetap di daerah
Jakarta.
1. Bir
Pletok
Bir
pletok adalah salah satu minuman khas Betawi. Embel-embel bir pada minuman ini
bukan berarti mengandung alkohol. Bir pletok justru merupakan minuman kebugaran
dari rempah alami seperti jahe merah, kayu angin, kayu manis, serai, kapulaga,
dan sebagainya yang memiliki beragam khasiat. Salah satunya, bisa mengatasi
masalah sulit tidur alias insomnia. OrangBetawi juga gemar minum bir. Tapi, bir
yang satu ini terbuat dari rempah-rempah yang aman untuk dikonsumsi. Pada
acara-acara adat Betawi, biasanya bir pletok disajikan bersama dengan camilan-camilan
khas Betawi lainnya. Minuman ini memiliki sensasi hangat ketika diminum dan
cocok diminum dimalam hari atau pada saat udara dingin.
2. Es
Slendang Mayang
Es
Slendang mayang terbuat dari tepung sagu dan tepung beras yang berbentuk kue
seperti agar-agar serta disiram dengan kuah santan yang gurih dan segar.Warna
merah atau hijau dari adonan kue yang seperti agar-agar dan disajikan dalam
potongan kotak-kotak yang berpadu dengan warna putih santan membuat tampilannya
mengingatkan kita dengan bentuk selendang maka dari itu minuman khas betawi ini
disebut selendang mayang. Warnanya yang beraneka ragam, seperti merah, hijau,
dan putih, membuat makanan ini disebut Selendang Mayang yang juga mempunyai
banyak warna.
8.
Tata Cara Perkawinan adat Betawi
Adat pernikahan betawi merupakan salah satu
adat pernikahan di Indonesia yang masih sering di lakukan . Dalam kesempatan
ini kami ingin berbagi article kepada anda mengenai tata cara adat pernikahan
betawi yang sering dilakukan di Indonesia.
1.
Ngedelengin
Dalam adat pernikahan betawai, Ngedelengin
adalah proses mencari pasangan yang bisa dilakukan siapa saja termasuk si
jejaka sendiri. Setelah mereke bertemu dengan pasangan yang dirasa cocok,
proses meminta ke pihak perempuan di lakukan oleh seseorang yang biasa disebut
Mak Comblang. Jika terjadi kecocokan dengan pihak perempuan, maka si Gadis akan
diberi uang sembe atau angpao. Mak Comblang akan melanjutkan dengan persiapan
dan apa saja yang disyaratkan oleh pihak pria atau sering disebut bawaan
ngelamar.
2.
Nglamar
Dalam adat pernikahan
betawi, ngelamar adalah permintaan orangtua pria kepada orangtua gadis secara
resmi. Keputusan dari pihak wanita akan terjawab pada saat itu juga.
Setelah itu, syarat dan prasyarat lamaran akan diutarakan oleh pihak wanita. Yang
harus disiapkan dalam proses ngelamar adalah Sirih , Pisang raja, Roti tawar,
Hadiah lain. Serta hadirnya orang-orang untuk mejadi saksi dan memperkuat
keputusan yang dibuat oleh pihak wanita.
3.
Bawa tande putus
Dalam
adat pernikahan betawi, tande putus adalah sebuah tanda yang mengibaratkan anak
wanita yang telah dilamar tidak boleh di ganggu oleh pihak manapun meskipun
acara akad nihak masih jauh. Tande putus dapat berupa apa saja, yang
mengisyaratkan sebuah ikatan resmi.
4.
Akad Nikah
Sebelum acara Akad nikah
dalam adat pernikahan betawi, ada pra-akad nikah dimana prosesnya sebagai
berikut.
1.
Masa dipiare, yaitu suatu masa dimana calon
none atau gadis yang akan menghadapi akad nikah dikontrol kegiatannya oleh
tukang piare atau tukang rias.
2.
Acara mandiin , acara ini adalah acara untuk
mempelai wanita dimana mempelai wanita akan dilulur dan berpuasa selama
seminggu agar pernikahannya dapat berjalan lancar.
3.
Acara tangas atau acara kum adalah acara
mandi uap dengan tujuan memberisihkan sisa luluran yang berada di tubuh wanita.
Mempelai wanita akan duduk dibawah bangku yang dibawahnya terdapat godokan
rempah-rempah. Kurang lebih 30 menit sampai mempelai wanita mengeluarkan
keringat beraroma rempah.
4.
Acara Ngerik atau malam pacar
Acara untuk mempelai wanita memerahkan kuku kaki dan kuku tangannya dengan
pacar.
Setelah
acara pra akad nikah selesai, prosesi akad nikah dapat dilakukan. Kedatangan
mempelai pria dan keluarganya disambut dengan aneka petasan untuk memeriahkan
suasana. Barang yang dibawa pada akad nikah tersebut antara lain sirih nanas
lamaran, sirih nanas hiasan, mas kawin, miniatur masjid yang berisi uang
belanja, sepasang roti buaya, sie atau kotak berornamen Tiongkok untuk tempat
sayur dan telor asin, jung atau perahu yang mengindentikan perjalanan bahtera
rumah tangga, hadiah lain sebagai pelengkap, kekudang atau makan yang disukai
oleh gadis dari kecil sampe dewasa dan kue penganten.
Dalam
adat pernikahan betawi, setelah akad nikah selesai, mempelai pria akan membuka
cadar yang menutupi muka mempelai wanita untuk memastikan apakah benar, yang
ada dibalik cadar tersebut adalah wanita idamannya. Setelah itu baru mempelai
wanita dan pria diperbolehkan duduk berdampingan serta di isi dengan
acara-acara untuk menghibur kedua mempelai.
5.
Acare Negor
Satu hari setelah acara akad nikah, dalam adat pernikahan betawi, mempelai pria
diperbolehkan untuk menginap di mempelai wanita, namun, tidak diperkenankan
untuk melakukan hubungan layaknya suami istri. Namun tanggung jawab istri tetap
dilakukan seperti menyiapkan makan, minum dan menyiapkan peralatan mandi.
Untuk menghadapi sikap none atau mempelai wanita tersebut, si pria harus
memasang strategi dengan cara memberi Uang tegor yang diselipkan di bawah
taplak meja.
6.
Pulang Tige Ari
Sebagai tanda kegembiraan dari pihak pria, dalam adat pernikahan betawi,
oragtua pria atas kesucian yang telah di pelihara oleh pihak wanita, makan akan
diberikan hadiah kepada pihak orangtua wanita. Setelah acara ini selesai makan
tuan dan nyonye betawi berhak untuk tinggal serumah atau menetap di tempat yang
telah disepakati berdua.
7.
Tradisi “Palang Pintu” dan Resepsi Meriah
Palang pintu merupakan
acara upacara adat Betawi yang sangat menghibur. Palang Pintu merupakan
kegiatan yang bertujuan saling mengenal antar keluarga dan maksud tujuan
kedatangan. Kemudian sebagai syarat diterimanya calon mempelai pria, harus
melewati dahulu palang pintu yang dijaga oleh jawara Betawi dari pihak calin
mempelai wanita.
Acara ini dilaksanakan
sebelum akad nikah dimulai, tepatnya ketika rombongan calon pengantin pria baru
sampai di depan kediaman calon pengantin wanita. Rombongan calon pengantin pria
akan dihadang oleh keluarga calon pengantin wanita. Para jagoan calon pengantin
pria harus melawan jagoan dari pihak calon mempelai wanita.
Para penjaga pintu mempelai
wanita kemudian membuka percakapan dengan sejumlah pantun. Selanjutnya,
perwakilan mempelai pria membalas pantun tersebut. Dialog pantun dikumandangkan
dengan sangat meriah dan mengundang tawa hadirin. Isi pantun biasanya tanya
jawab seputar maksud dan tujuan pihak pria.
Setelah itu, seorang wakil
pengantin perempuan menantang adu silat salah satu orang dari pihak lelaki. Prosesi
tersebut menyimbolkan upaya keras mempelai laki-laki untuk menikah dengan sang
pujaan hati. Uniknya, setiap petarungan silat, pihak mempelai wanita pasti
dikalahkan oleh jagoan calon pengantin pria.
Selain adu pantun dan adu
silat, calon pengantin pria juga ditantang kebolehannya membaca Al Quran. Dan
setelah semua ujian telah dilewati dengan memenangkan ujian-ujian tersebut,
akhirnya palang pintu dapat dibuka dan dimasuki oleh calon mempelai pria.
Setelah akad nikah
dilakukan, resepsi pernikahan berlangsung dengan tradisi meriah. Pernak-pernik
wajib khas Betawi yaitu ondel-ondel serta dekorasi warna-warni. Musik akan
diiringi oleh suara tanjidor dan marawis (rombongan pemain rebana dan nyayian
menggunakan bahasa arab). Selain itu, dimainkan pula keroncong dan gambang
kromong khas Betawi.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari artikel diatas
adalah terdapat beraneka ragam tradisi di kebudayaan betawi ini. Setelah
mengamati dan mepelajari budaya betawi ini membuat kita menjadi banyak tahu
keunikan dan ciri khas yang dimiliki oleh orang-orang betawi. Seperti gaya
bicaranya yang khas, pakaian adatnya, tarian – tariannya yang bagus dan unik,
makan dan minumannya yang enak hingga tata cara perkawinannya yang unik seperti
adanya roti yang dibentuk seperti buaya.
SARAN
Namun, sangat disayangkan kebudayaan betawi ini sudah
mulai redup karena banyak nya penduduk Jakarta yang hampir sebagian besar sudah
bukan lagi penduduk asli Jakarta. Jika di ajak berbicara bahasa betawi mereka
mengerti bahasa betawi tetapi jika ditanya sebagian besar jawaban mereka adalah
mereka bukan orang betawi asli dikarenakan pertumbuhan penduduk yang cukup padat di era ini menyebabkan budaya ini sudah
jarang terlihat walaupun setiap tahun diperingati oleh acara PRJ (Pekan Raya
Jakarta). Alangkah indahnya jika budaya ini bisa dilestarikan lebih lagi agar
lebih dikenal oleh masyarakat kota yang notabene sudah penduduk campuran.
Karena, adat dan tradisi yang dimiliki kebudayaan betawi sangat beraneka ragam
dan unik sehingga sungguh disayangkan jika tidak dilestarikan.
DAFTAR PUSTAKA